CINTAKU
BERSEMI DI KANJURUHAN
DAN
BERAKHIR DI KANJURUHAN
Kalian
pasti pernah mendengar dengan Stadion yang satu ini, terutama untuk
anak asli malang, pasti uda pada tau tentang stadion ini. Kanjuruhan
sering disebut dengan kandang singa karena stadion ini sering
digunakan untuk permainan home tim kebanggaan malang yaitu AREMA.
Tempat ini pula yang mempertemukan dua manusia yang saling mencintai
satu sama lain, mereka adalah Rahma dan Ferry
Ferry
adalah laki-laki yang memiliki tinggi 170 dengan perutnya yang
lumayan gendut dan style rambutnya yang layaknya seorang tentara.
Ferry berkulit hitam manis dengan sedikit rambut yang tumbuh di bibir
bagian atasnya, dia seorang perokok sehingga dia memiliki bibir yang
hitam.
Ferry
adalah kekasih terbaik yang pernah aku miliki, dia selalu tepat
waktu, tepat janji, loyal kepada siapapun gak cuma sama temannya
bahkan kepada kekasihnyapun dia begitu loyal, dia tak pernah
selingkuh yang ada sering di selingkuhin, dia selalu sabar dalam
menghadapi kelakuanku yang mungkin merepotkannya, dia suka kuliner.
Aku memiliki sebuah nama panggilan sayang untuknya yaitu gendut.
Kisah
ini dimulai pada tahun 2011 pada saat itu umurku masih sangat belia
yaitu 16 tahun sedangkan dia berumur 22 meskipun umur kami tertaut 6
tahun tapi kami tetap saling mencintai, karena memang cinta tak
memandang perbedaan. Kami mempunyai hobby dan tim sepakbola yang
sama, aku tak senggaja mengenalnya saat menonton pertandingan
sepakbola di kanjuruhan.
Awalnya
aku memberi kabar kepada temanku yang biasanya di panggil dengan nama
moli bahwa aku akan masuk stadion dan meminta tolong agar dia
menungguku di depan pintu masuk stadion. Aku terus menghubungi moli,
dan saat itu tiba tiba pulsanya habis, sehingga dia meminjam HP
Ferry. Karena moli tak punya pulsa untuk membalas pesanku, maka aku
memutuskan masuk ke dalam stadion sendirian, dengan mengumpulkan
beribu niat aku nekat masuk ke dalam. Setelah berada di dalam, aku
menyusuri setiap tribun yang berada di dalamnya, dengan begitu banyak
pria di sana, aku sangat takut saat itu, dan tiba-tiba ada panggilan
masuk pada handphoneku dengan nomor yang tak kukenali, aku mengangkat
panggilan itu yang ternyata adalah moli yang telpon menggunakan
nomornya Ferry.
Dia
menanyakan posisiku berada dimana dan kemudian menjemputku di tempat
aku berdiri di dekat tempat yuli sumpil memimpin gerakan aremania,
aku bertemu dengannya yang saat itu nonton dengan moli dan horik. Dia
tersenyum kepadaku dan memperkenalkan dirinya “Aku ferry, nama kamu
siapa ?” dan akupun menjawab “Aku rahma” dengan kembali aku
tersenyum kepadanya. Aku dipersilahkan untuk duduk di dekat moli
karena waktu itu aku hanya mengenal moli. Beberapa menit kemudian
pertandingan dimulai dan kini tugas yuli sumpil untuk memimpin
gerakan penyemangat untuk tim kesayangan kamipun di mulai.
Menyanyikan yel yel serta memperagakan banyak gerakan. Dalam salah
satu gerakan dia memegang pundakku dan tersenyum kepadaku akupun
membalas senyumannya itu, 45 menit telah berlalu dan kini sudah
waktunya untuk istirat selama 15 menit. Moli turun untuk membeli
makan dan minum, sedangkan aku tetap duduk manis di tempatku sambil
melihat sekitar. Ferry membuka pembicaraan denganku “uda lama kenal
sama moli ?” aku “ya lumayan sih, kenapa ?” ferry “gak papa
cuma pengen tau aja kok” dengan senyum di bibirnya dan sejenak
pembicaraan itu terhenti. Kemudian ferry bertanya lagi kepadaku
“sering nonton arema ya ?” aku “iya, habis aku suka nontonnya,
disisi lain juga bisa dapat temen baru” sambil melempar senyum
manisku kepadanya, dia melanjutkan pertanyaannya “biasanya nonton
kesini sama siapa kamu ?” aku “ya sendirilah, mau sama sapa lagi
coba ?” ferry “masa sih sendiri, temenmu kemana kok gak kamu ajak
? “ aku “temenku pada gak suka bola, jadi ya uda nonton sendiri
aja” ferry “berarti bawa motor sendiri dong ?” aku “iya”
kemudian pembicaraan berhenti dan molipun datang dengan membawa
makanan dan minuman yang dia beli.
Kini
pertandingan telah dimulai kembali dan semakin panas permainan ini.
90 menit berlalu dengan score yang tidak mengecewakan. Kami berempat
keluar dari stadion karena permainan telah berakhir, aku di bonceng
sama moli menggunakan mio merahku sedangkan ferry membonceng horik
dengan vixion ungunya. Aku pikir ferry keren saat itu dia menggunakan
kaos hitam arema, memakai syal, celana pendek selutut yang uda sobek
sobek di lututnya, dan memakai kacamata hitamnya dengan rambut yang
sedikit gondrong itu mengendarai vixionnya, itu keren menurutku.
Jalanan
macet padat dipenuhi dengan aremania yang akan pulang, kami terjebak
macet namun tetap bersebelahan. Ferry bercanda dengan moli dia bilang
“eh tukeran dong yang dibonceng” sambil ketawa moli bilang “wah
sorry gak bisa, dia maunya aku yang bonceng” lalu ferry tanya ke
aku “iya ta kamu maunya cuma dibonceng sama moli ?” aku hanya
menjawabnya dengan sebuah senyuman.
Setelah
dari kanjuruhan itu kami semakin dekat dan dekat, hingga suatu hari
dia menyatakan cintanya. Aku akui aku suka kepadanya, namun aku tak
bisa untuk menerima cintanya karena aku memiliki kekasih yang sangat
aku sayangi yang bernama rahmat. Ferry bilang “aku mau menjadi yang
kedua jika kamu tak bisa meninggalkan kekasihmu, tapi tolong terima
aku” namun pernyataan itu tak membuatku berubah pikiran untuk
meninggalkan rahmat dan menerimanya karena aku menyayangi rahmat.
Setelah kejadian itu, dia membuat seolah kejadian itu tak pernah
terjadi sehingga kami tetap berteman dan sangat dekat aku rasa. Dia
sering mengajakku keluar kadang hanya sekedar untuk makan, kepantai,
merawat kucing di rumahnya, simple tapi menyenangkan.
Pertemanan
itu tak selamanya baik baik saja, kami bertengkar karena seorang
sahabatnya yang juga memiliki rasa kepadaku. Padahal sebelumnya
sahabatnya atau sebut saja namanya doni berjanji akan membantunya
untuk bisa menjadi kekasihku. Namun doni tak menepati janjinya dan
malah terjebak cinta denganku. Disinilah aku merasa bersalah, disisi
lain aku masih mempunyai kekasih, disisi lain aku tak ingin melukai
perasaan temanku doni, disisi lain aku suka kepada ferry. Ferry dan
doni bertengkar, tak saling sapa menyapa, hubunganku dengan rahmatpun
mulai retak, akhirnya kuputuskan untuk menjauh dari mereka semua
dengan harapan mereka akan berbaikan tanpa aku. aku kehilangan kontak
dengannnya selama hampir satu tahun.
Entah
kenapa di phonebookku ada nomor yang aku bernama X karena aku
penasaran makannnya aku sms dia. Aku tanya “ini siapa ya ? Kok bisa
ada di phonebookku ? Tapi namanya gak jelas” ferry bales “loh
kamu sendiri siapa ?” aku “aku rahma” ferry “aku ferry” aku
“ferry ? Ferry anak kepanjen yang suka nonton arema di tribun 7 ya
? Temennya moli ?” ferry “iya, kok kamu tau ?” aku “aku rahma
temennya moli yang waktu itu nonton bareng kamu juga” setelah
ngobrol banyak dan nanyain keadaan masing masing akhirnya kami
kembali dekat lagi. Kami menjadi sering keluar jalan jalan, makan,
nonton.
Suatu
hari ferry nyatain cintanya lagi, dan kali ini aku menerimanya karena
aku sudah tak bersama rahmat lagi. Kami banyak menghabiskan waktu
bersama dia memanggilku dengan PESEK, dan aku memanggilnya dengan
GENDUT. Orang bilang kami jodoh, karena kami terlihat selalu akur dan
hangat meskipun sesungguhnya tak selalu seperti itu. Ferry selalu
sabar dan mampu menjadikan suasana menjadi damai. Suatu hari dia
memberiku sebuah cincin sebagai bukti bahwa dia tak main main dengan
hubungan ini, tapi aku tak mengindahkan kata kata itu, aku tetap
menganggapnya main main. Kami memakai cincin layaknya pasangan yang
bertunangan, aku selalu mengenakan cincin pemberiannya di jari
manisku dan dia pun sama.
Suatu
saat kami bertengkar karena hal sepele yaitu masalah sholat dia tak
mau sholat dan aku mencoba untuk membuatnya agar mau melaksanakan
ibadah wajib itu. Dia mau menjalankan sholat, dia mau bekerja karena
aku. Akhirnya aku mencoba menguji argumenku itu, aku meminta putus
darinya meskipun berat tapi dia mencoba menerima keputusanku. Dan
argumenku benar dia akan melakukan itu bila tetap bersamaku. Akhirnya
aku memutuskan untuk kembali bersamanya, meskipun orang bilang
hubungan setelah putus tak akan seindah saat pacaran dulu namun itu
tak berlaku pada kami, kami tetap hangat dan saling menyayangi satus
sama lain. Setiap ada pertandingan arema dia selalu menjemputku tak
kenal panas maupun hujan, mancet ataupun enggak, jauh maupun dekat,
dia tetap bersikukuh untuk menjemputku. Dia rela menungguku berjam
jam dan tak pernah memarahiku atas keterlambatanku.
Ini
adalah hari ulang tahunku yang ke 17 dia memberiku sebuah jam tangan,
karena dia tau bahwa aku suka memakai jam tangan, jam tangan yang
indah meskipun ukurannya terlalu besar di tanganku. Baru sekali aku
memakainya jam tangan itu hilang keesokan harinya, dan aku bilang
kepadanya bahwa jam yang dia beri hilang, dia tak memarahiku dia
hanya bertanya “bagaimana jam itu bisa hilang ? Apa kamu tak suka
dengan jam itu sehingga kamu tak menjaganya ?” tapi aku hanya bisa
bilang maaf kepadanya.
Dihari
lain dia membeli 2 ekor kucing anggora yang satu laki-laki dan yang
satu lagi perempuan, dia tau bahwa aku suka dengan kucing. Kami
bermain dengan kedua kucing itu, ferry bilang “yang perempuan itu
untukmu” aku “aku tak bisa merawatnya, karena orang tuaku tak
menyukai hewan peliharaan, lagian juga aku kost dan tak memungkinkan
jika aku harus merawatnya. Jadi maukah kamu merawatkannya untukku ?”
ferry “ya, kenapa tidak, jika kamu rindu dengannya kamu bisa datang
kerumahku”. Karena terlalu sibuk dengan sekolahku aku tak dapat
mengunjungi kucing kecilku dan akhirnya dia memberikan kucing kecil
itu kepada pamannya dan hanya tersisa satu yang jantan dan diberi
nama jacky. Kucing yang lucu dengan bulu hitam putih dan sangat
panjang nan lebat. Aku kehilangan kontak dengannya lagi karena
handphoneku hilang dan aku tak tahu nomernya.
Tahun
2013 aku di add olehnya di facebook, dan dari facebook aku dengannya
dekat kembali, saling bertukan nomor HP. Kita jadian lagi dan tetap
hangat. Dia bekerja di perkeretaapian di stasiun kepanjen dan aku
sering mengunjunginya di stasiun. Kadang aku menemaninya makan mie
ayam, bakso, jus jambu, es the, es jeruk itu adalah makanan kesukaan
kami berdua. Pernah sekali aku ditantang untuk menghabiskan semangkuk
bakso, segelas besar es jeruk, dan semangkuk es campur dan aku
berhasil menghabiskan semua itu dengan penuh perjuangan.
Ketika
aku bilang kepadanya bahwa aku pengen punya kawasaki ninja 250CC, tak
lama setelah itu diapun membeli motor CBR250 CC warna merah. Dia
bilang kepadaku bahwa aku adalah wanita kedua yang di boncengnya
setelan mamanya. Kami semakin dekat dan akupun semakin menyayanginya.
Beberapa minggu kemudian dia memberi kabar kepadaku bahwa dia
dipindah tugas di surabaya kabar itu membuatku sedih karena harus
menjalani hubungan yang biasa disebut Long Distance Relationship atau
kerennya disebut LDR. Akubilang kepadanya “aku tak bisa LDR”
ferry “Bertahanlah, aku akan mengusahakan bekerja di malang
secepatnya agar kita gak harus LDR”. Ferry selalu ada untuk aku,
hari itu aku ada acara yang menggunakan dress code hitam putih dengan
sepatu harus putih, maka saat itu juga ferry menyempatkan pulang dan
menemaniku untuk mencari sepatu warna putih. Karena waktu itu sudah
terlalu malam, kami tak menemukan sepatu yang cocok untukku. Akhirnya
keesokan harinya kami mencari lagi sepatu itu, dan setelah ketemu dia
membelikan sepatu itu untukku. Aku menyadari betapa dia sangat
menyayangiku, bahkan keluarganyapun juga menyayangiku. Keluarga kami
sudah saling kenal satu sama lain.
Dihari
lain aku mendapat tawaran bekerja di jakarta dan aku menerima
pekerjaan itu, namun ferry bilang agar aku menolak pekerjaan itu
karena dia tak ingin jauh lagi denganku, padahal waktu itu dia sudah
diterima bekerja di malang, namun aku dengan sangat tega harus
meninggalkan dia ke jakarta. Seminggu sebelum berangkataku memutuskan
untuk mengakhiri cerita cinta dengannya. Dan untuk kesekian kalinya
aku melukai perasaannya dan mungkin kali ini yang paling menyakitkan
untuknya. Sebetulnya aku sangat mencintainya, aku tak ingin
membuatnya harus nekat ke jakarta buat ketemu sama aku, aku gak mau
merepotkan dia, dan aku tak mau membuatnya kesepian sehingga mungkin
lebih baik jika dia mencari kekasih lagi agar dia tak kesepian.
Dia
benar benar marah kepadaku, dia tak membalas pesanku, bahkan dia
berganti nomor telepon agar aku tak menghubunginya kembali. Sebelum
aku berangkat aku berpamitan kepadanya meskipun hanya melalui sms,
namun kini tak ada lagi jawaban darinya dan aku menyadari jika aku
benar benar kehilangan dia.
Pada
tanggal 13 juni 2013 aku pulang ke malang, bertepatan dengan itu
keesokan harinya arema berlaga di kanjuruhan. Aku hadir dengan
temanku yang bernama tari dan wahyu. Saat aku berada di sana banyak
cerita yang ku dengar dan membuatku benar benar terluka. Pertama
cerita dari bang irfan dia seorang tukang asongan yang ada di dalam
kanjuruhan, saat nonton arema di bang irfanlah basecamp kami. Bang
irfan bilang ke aku “Kapan hari waktu arema main sama persepam
kemana ? Ferry hadir kemarin sama orang orang kalimantan banyak
banget sekeluarga ikut semua, dia juga membawa calon ISTRInya”
seketika itu juga rasanya hatiku remuk seremuk remuknya. Aku tanya
“Dia mau nikah ya bang ?” bang irfan “iya, dia mau nikah
katanya tapi gak tau kapan” sepanjang pertandingan aku hanya diam
karena terlalu shok dengan berita itu. Aku tak lagi bersemangat untuk
menonton pertandingan itu.
45
Menit berjalan dan akhirnya waktu istirahatpun datang, tiba tiba ada
temannya ferry yang juga asongan yang datang di depanku sambil bilang
“Loh ferry mana kok sendirian ? Katanya mau nikah ya ? Selamat ya”
aku makin pengen nangis dan gak bersemangat lagi, aku menjawabnya
“Aku gak tau dia kemana, kapan nikahnya ? Dia bukan mau nikah sama
aku kok” sambil tetap tersenyum meskipun sebenernya uda hancur
berkeping keping hatiku. Temennya bilang “Oh tak kira sama kamu,
soalnya kalian berdua kemana man bareng dan kelihatan kompak banget,
katanya dia nikah tanggal 25 juni 2013 ini” aku “bentar lagi dong
kalo gitu, gak di undang kah kamu ?” temennya “gak tau aku”
kemudian dia berlalu setelah menyampaikan berita itu. Kini aku benar
benar kehilangan dia untuk selamanya dan dia gak mungkin balik ke aku
lagi. Hancur semua harapan itu, mimpi itu dan semua kenangan indah
itu, air mata memang tak mengalir dari mataku, air mata itu mengalir
di mata hatiku.
Keesokan
harinya aku menempuh perjalanan ke malang, dan setelah pulang dari
malang di jalan tak sengaja aku bertemu dengannya dan dia membonceng
wanita yang berambut panjang, dan sexi. Aku menatap matanya saat itu
matanya tetap tajam namun penuh dengan emosi, aku tau dia tak
mencintai calon istrinya itu karena aku tak pernah melihatnya
berkendara seperti itu ketika bersama dengan orang yang dia sayangi.
Tanpa diminta mataku berkaca kaca, merasa bersalah dan kehilangan.
Setelah sampai di rumah air mataku tumpah ruah mengingat semua
kenangan dan kepedihan yang baru saja aku lihat di jalanan itu.
Aku
memutuskan untuk melupakannya walaupun sulit, kini dia telah tinggal
di kalimantan begitu jauh denganku, begitu menjaga jarak denganku.
Aku mengikhlaskannya untuk kebahagiaannya. Itu kisah terakhirku
bersamanya di stadion kanjuruhan, selamat tinggal kekasih terbaikku,
maaf jika aku memberi luka yang dalam kepadamu.
*JANGAN
PERNAH MENYIA NYIAKAN ORANG YANG MENYAYANGIMU*
Terimakasih
buat pembaca yang mau membaca kisahku, semoga anda tidak mengalami
kisah pedih sepertiku.
0 komentar:
Posting Komentar