Jumat, 26 Juli 2013

CINTAKU BERSEMI DI KANJURUHAN DAN BERAKHIR DI KANJURUHAN

CINTAKU BERSEMI DI KANJURUHAN
DAN BERAKHIR DI KANJURUHAN



Kalian pasti pernah mendengar dengan Stadion yang satu ini, terutama untuk anak asli malang, pasti uda pada tau tentang stadion ini. Kanjuruhan sering disebut dengan kandang singa karena stadion ini sering digunakan untuk permainan home tim kebanggaan malang yaitu AREMA. Tempat ini pula yang mempertemukan dua manusia yang saling mencintai satu sama lain, mereka adalah Rahma dan Ferry

Ferry adalah laki-laki yang memiliki tinggi 170 dengan perutnya yang lumayan gendut dan style rambutnya yang layaknya seorang tentara. Ferry berkulit hitam manis dengan sedikit rambut yang tumbuh di bibir bagian atasnya, dia seorang perokok sehingga dia memiliki bibir yang hitam.

Ferry adalah kekasih terbaik yang pernah aku miliki, dia selalu tepat waktu, tepat janji, loyal kepada siapapun gak cuma sama temannya bahkan kepada kekasihnyapun dia begitu loyal, dia tak pernah selingkuh yang ada sering di selingkuhin, dia selalu sabar dalam menghadapi kelakuanku yang mungkin merepotkannya, dia suka kuliner. Aku memiliki sebuah nama panggilan sayang untuknya yaitu gendut.

Kisah ini dimulai pada tahun 2011 pada saat itu umurku masih sangat belia yaitu 16 tahun sedangkan dia berumur 22 meskipun umur kami tertaut 6 tahun tapi kami tetap saling mencintai, karena memang cinta tak memandang perbedaan. Kami mempunyai hobby dan tim sepakbola yang sama, aku tak senggaja mengenalnya saat menonton pertandingan sepakbola di kanjuruhan.

Awalnya aku memberi kabar kepada temanku yang biasanya di panggil dengan nama moli bahwa aku akan masuk stadion dan meminta tolong agar dia menungguku di depan pintu masuk stadion. Aku terus menghubungi moli, dan saat itu tiba tiba pulsanya habis, sehingga dia meminjam HP Ferry. Karena moli tak punya pulsa untuk membalas pesanku, maka aku memutuskan masuk ke dalam stadion sendirian, dengan mengumpulkan beribu niat aku nekat masuk ke dalam. Setelah berada di dalam, aku menyusuri setiap tribun yang berada di dalamnya, dengan begitu banyak pria di sana, aku sangat takut saat itu, dan tiba-tiba ada panggilan masuk pada handphoneku dengan nomor yang tak kukenali, aku mengangkat panggilan itu yang ternyata adalah moli yang telpon menggunakan nomornya Ferry.

Dia menanyakan posisiku berada dimana dan kemudian menjemputku di tempat aku berdiri di dekat tempat yuli sumpil memimpin gerakan aremania, aku bertemu dengannya yang saat itu nonton dengan moli dan horik. Dia tersenyum kepadaku dan memperkenalkan dirinya “Aku ferry, nama kamu siapa ?” dan akupun menjawab “Aku rahma” dengan kembali aku tersenyum kepadanya. Aku dipersilahkan untuk duduk di dekat moli karena waktu itu aku hanya mengenal moli. Beberapa menit kemudian pertandingan dimulai dan kini tugas yuli sumpil untuk memimpin gerakan penyemangat untuk tim kesayangan kamipun di mulai. Menyanyikan yel yel serta memperagakan banyak gerakan. Dalam salah satu gerakan dia memegang pundakku dan tersenyum kepadaku akupun membalas senyumannya itu, 45 menit telah berlalu dan kini sudah waktunya untuk istirat selama 15 menit. Moli turun untuk membeli makan dan minum, sedangkan aku tetap duduk manis di tempatku sambil melihat sekitar. Ferry membuka pembicaraan denganku “uda lama kenal sama moli ?” aku “ya lumayan sih, kenapa ?” ferry “gak papa cuma pengen tau aja kok” dengan senyum di bibirnya dan sejenak pembicaraan itu terhenti. Kemudian ferry bertanya lagi kepadaku “sering nonton arema ya ?” aku “iya, habis aku suka nontonnya, disisi lain juga bisa dapat temen baru” sambil melempar senyum manisku kepadanya, dia melanjutkan pertanyaannya “biasanya nonton kesini sama siapa kamu ?” aku “ya sendirilah, mau sama sapa lagi coba ?” ferry “masa sih sendiri, temenmu kemana kok gak kamu ajak ? “ aku “temenku pada gak suka bola, jadi ya uda nonton sendiri aja” ferry “berarti bawa motor sendiri dong ?” aku “iya” kemudian pembicaraan berhenti dan molipun datang dengan membawa makanan dan minuman yang dia beli.

Kini pertandingan telah dimulai kembali dan semakin panas permainan ini. 90 menit berlalu dengan score yang tidak mengecewakan. Kami berempat keluar dari stadion karena permainan telah berakhir, aku di bonceng sama moli menggunakan mio merahku sedangkan ferry membonceng horik dengan vixion ungunya. Aku pikir ferry keren saat itu dia menggunakan kaos hitam arema, memakai syal, celana pendek selutut yang uda sobek sobek di lututnya, dan memakai kacamata hitamnya dengan rambut yang sedikit gondrong itu mengendarai vixionnya, itu keren menurutku.

Jalanan macet padat dipenuhi dengan aremania yang akan pulang, kami terjebak macet namun tetap bersebelahan. Ferry bercanda dengan moli dia bilang “eh tukeran dong yang dibonceng” sambil ketawa moli bilang “wah sorry gak bisa, dia maunya aku yang bonceng” lalu ferry tanya ke aku “iya ta kamu maunya cuma dibonceng sama moli ?” aku hanya menjawabnya dengan sebuah senyuman.

Setelah dari kanjuruhan itu kami semakin dekat dan dekat, hingga suatu hari dia menyatakan cintanya. Aku akui aku suka kepadanya, namun aku tak bisa untuk menerima cintanya karena aku memiliki kekasih yang sangat aku sayangi yang bernama rahmat. Ferry bilang “aku mau menjadi yang kedua jika kamu tak bisa meninggalkan kekasihmu, tapi tolong terima aku” namun pernyataan itu tak membuatku berubah pikiran untuk meninggalkan rahmat dan menerimanya karena aku menyayangi rahmat. Setelah kejadian itu, dia membuat seolah kejadian itu tak pernah terjadi sehingga kami tetap berteman dan sangat dekat aku rasa. Dia sering mengajakku keluar kadang hanya sekedar untuk makan, kepantai, merawat kucing di rumahnya, simple tapi menyenangkan.

Pertemanan itu tak selamanya baik baik saja, kami bertengkar karena seorang sahabatnya yang juga memiliki rasa kepadaku. Padahal sebelumnya sahabatnya atau sebut saja namanya doni berjanji akan membantunya untuk bisa menjadi kekasihku. Namun doni tak menepati janjinya dan malah terjebak cinta denganku. Disinilah aku merasa bersalah, disisi lain aku masih mempunyai kekasih, disisi lain aku tak ingin melukai perasaan temanku doni, disisi lain aku suka kepada ferry. Ferry dan doni bertengkar, tak saling sapa menyapa, hubunganku dengan rahmatpun mulai retak, akhirnya kuputuskan untuk menjauh dari mereka semua dengan harapan mereka akan berbaikan tanpa aku. aku kehilangan kontak dengannnya selama hampir satu tahun.

Entah kenapa di phonebookku ada nomor yang aku bernama X karena aku penasaran makannnya aku sms dia. Aku tanya “ini siapa ya ? Kok bisa ada di phonebookku ? Tapi namanya gak jelas” ferry bales “loh kamu sendiri siapa ?” aku “aku rahma” ferry “aku ferry” aku “ferry ? Ferry anak kepanjen yang suka nonton arema di tribun 7 ya ? Temennya moli ?” ferry “iya, kok kamu tau ?” aku “aku rahma temennya moli yang waktu itu nonton bareng kamu juga” setelah ngobrol banyak dan nanyain keadaan masing masing akhirnya kami kembali dekat lagi. Kami menjadi sering keluar jalan jalan, makan, nonton.

Suatu hari ferry nyatain cintanya lagi, dan kali ini aku menerimanya karena aku sudah tak bersama rahmat lagi. Kami banyak menghabiskan waktu bersama dia memanggilku dengan PESEK, dan aku memanggilnya dengan GENDUT. Orang bilang kami jodoh, karena kami terlihat selalu akur dan hangat meskipun sesungguhnya tak selalu seperti itu. Ferry selalu sabar dan mampu menjadikan suasana menjadi damai. Suatu hari dia memberiku sebuah cincin sebagai bukti bahwa dia tak main main dengan hubungan ini, tapi aku tak mengindahkan kata kata itu, aku tetap menganggapnya main main. Kami memakai cincin layaknya pasangan yang bertunangan, aku selalu mengenakan cincin pemberiannya di jari manisku dan dia pun sama.

Suatu saat kami bertengkar karena hal sepele yaitu masalah sholat dia tak mau sholat dan aku mencoba untuk membuatnya agar mau melaksanakan ibadah wajib itu. Dia mau menjalankan sholat, dia mau bekerja karena aku. Akhirnya aku mencoba menguji argumenku itu, aku meminta putus darinya meskipun berat tapi dia mencoba menerima keputusanku. Dan argumenku benar dia akan melakukan itu bila tetap bersamaku. Akhirnya aku memutuskan untuk kembali bersamanya, meskipun orang bilang hubungan setelah putus tak akan seindah saat pacaran dulu namun itu tak berlaku pada kami, kami tetap hangat dan saling menyayangi satus sama lain. Setiap ada pertandingan arema dia selalu menjemputku tak kenal panas maupun hujan, mancet ataupun enggak, jauh maupun dekat, dia tetap bersikukuh untuk menjemputku. Dia rela menungguku berjam jam dan tak pernah memarahiku atas keterlambatanku.

Ini adalah hari ulang tahunku yang ke 17 dia memberiku sebuah jam tangan, karena dia tau bahwa aku suka memakai jam tangan, jam tangan yang indah meskipun ukurannya terlalu besar di tanganku. Baru sekali aku memakainya jam tangan itu hilang keesokan harinya, dan aku bilang kepadanya bahwa jam yang dia beri hilang, dia tak memarahiku dia hanya bertanya “bagaimana jam itu bisa hilang ? Apa kamu tak suka dengan jam itu sehingga kamu tak menjaganya ?” tapi aku hanya bisa bilang maaf kepadanya.

Dihari lain dia membeli 2 ekor kucing anggora yang satu laki-laki dan yang satu lagi perempuan, dia tau bahwa aku suka dengan kucing. Kami bermain dengan kedua kucing itu, ferry bilang “yang perempuan itu untukmu” aku “aku tak bisa merawatnya, karena orang tuaku tak menyukai hewan peliharaan, lagian juga aku kost dan tak memungkinkan jika aku harus merawatnya. Jadi maukah kamu merawatkannya untukku ?” ferry “ya, kenapa tidak, jika kamu rindu dengannya kamu bisa datang kerumahku”. Karena terlalu sibuk dengan sekolahku aku tak dapat mengunjungi kucing kecilku dan akhirnya dia memberikan kucing kecil itu kepada pamannya dan hanya tersisa satu yang jantan dan diberi nama jacky. Kucing yang lucu dengan bulu hitam putih dan sangat panjang nan lebat. Aku kehilangan kontak dengannya lagi karena handphoneku hilang dan aku tak tahu nomernya.

Tahun 2013 aku di add olehnya di facebook, dan dari facebook aku dengannya dekat kembali, saling bertukan nomor HP. Kita jadian lagi dan tetap hangat. Dia bekerja di perkeretaapian di stasiun kepanjen dan aku sering mengunjunginya di stasiun. Kadang aku menemaninya makan mie ayam, bakso, jus jambu, es the, es jeruk itu adalah makanan kesukaan kami berdua. Pernah sekali aku ditantang untuk menghabiskan semangkuk bakso, segelas besar es jeruk, dan semangkuk es campur dan aku berhasil menghabiskan semua itu dengan penuh perjuangan.

Ketika aku bilang kepadanya bahwa aku pengen punya kawasaki ninja 250CC, tak lama setelah itu diapun membeli motor CBR250 CC warna merah. Dia bilang kepadaku bahwa aku adalah wanita kedua yang di boncengnya setelan mamanya. Kami semakin dekat dan akupun semakin menyayanginya. Beberapa minggu kemudian dia memberi kabar kepadaku bahwa dia dipindah tugas di surabaya kabar itu membuatku sedih karena harus menjalani hubungan yang biasa disebut Long Distance Relationship atau kerennya disebut LDR. Akubilang kepadanya “aku tak bisa LDR” ferry “Bertahanlah, aku akan mengusahakan bekerja di malang secepatnya agar kita gak harus LDR”. Ferry selalu ada untuk aku, hari itu aku ada acara yang menggunakan dress code hitam putih dengan sepatu harus putih, maka saat itu juga ferry menyempatkan pulang dan menemaniku untuk mencari sepatu warna putih. Karena waktu itu sudah terlalu malam, kami tak menemukan sepatu yang cocok untukku. Akhirnya keesokan harinya kami mencari lagi sepatu itu, dan setelah ketemu dia membelikan sepatu itu untukku. Aku menyadari betapa dia sangat menyayangiku, bahkan keluarganyapun juga menyayangiku. Keluarga kami sudah saling kenal satu sama lain.

Dihari lain aku mendapat tawaran bekerja di jakarta dan aku menerima pekerjaan itu, namun ferry bilang agar aku menolak pekerjaan itu karena dia tak ingin jauh lagi denganku, padahal waktu itu dia sudah diterima bekerja di malang, namun aku dengan sangat tega harus meninggalkan dia ke jakarta. Seminggu sebelum berangkataku memutuskan untuk mengakhiri cerita cinta dengannya. Dan untuk kesekian kalinya aku melukai perasaannya dan mungkin kali ini yang paling menyakitkan untuknya. Sebetulnya aku sangat mencintainya, aku tak ingin membuatnya harus nekat ke jakarta buat ketemu sama aku, aku gak mau merepotkan dia, dan aku tak mau membuatnya kesepian sehingga mungkin lebih baik jika dia mencari kekasih lagi agar dia tak kesepian.

Dia benar benar marah kepadaku, dia tak membalas pesanku, bahkan dia berganti nomor telepon agar aku tak menghubunginya kembali. Sebelum aku berangkat aku berpamitan kepadanya meskipun hanya melalui sms, namun kini tak ada lagi jawaban darinya dan aku menyadari jika aku benar benar kehilangan dia.

Pada tanggal 13 juni 2013 aku pulang ke malang, bertepatan dengan itu keesokan harinya arema berlaga di kanjuruhan. Aku hadir dengan temanku yang bernama tari dan wahyu. Saat aku berada di sana banyak cerita yang ku dengar dan membuatku benar benar terluka. Pertama cerita dari bang irfan dia seorang tukang asongan yang ada di dalam kanjuruhan, saat nonton arema di bang irfanlah basecamp kami. Bang irfan bilang ke aku “Kapan hari waktu arema main sama persepam kemana ? Ferry hadir kemarin sama orang orang kalimantan banyak banget sekeluarga ikut semua, dia juga membawa calon ISTRInya” seketika itu juga rasanya hatiku remuk seremuk remuknya. Aku tanya “Dia mau nikah ya bang ?” bang irfan “iya, dia mau nikah katanya tapi gak tau kapan” sepanjang pertandingan aku hanya diam karena terlalu shok dengan berita itu. Aku tak lagi bersemangat untuk menonton pertandingan itu.

45 Menit berjalan dan akhirnya waktu istirahatpun datang, tiba tiba ada temannya ferry yang juga asongan yang datang di depanku sambil bilang “Loh ferry mana kok sendirian ? Katanya mau nikah ya ? Selamat ya” aku makin pengen nangis dan gak bersemangat lagi, aku menjawabnya “Aku gak tau dia kemana, kapan nikahnya ? Dia bukan mau nikah sama aku kok” sambil tetap tersenyum meskipun sebenernya uda hancur berkeping keping hatiku. Temennya bilang “Oh tak kira sama kamu, soalnya kalian berdua kemana man bareng dan kelihatan kompak banget, katanya dia nikah tanggal 25 juni 2013 ini” aku “bentar lagi dong kalo gitu, gak di undang kah kamu ?” temennya “gak tau aku” kemudian dia berlalu setelah menyampaikan berita itu. Kini aku benar benar kehilangan dia untuk selamanya dan dia gak mungkin balik ke aku lagi. Hancur semua harapan itu, mimpi itu dan semua kenangan indah itu, air mata memang tak mengalir dari mataku, air mata itu mengalir di mata hatiku.

Keesokan harinya aku menempuh perjalanan ke malang, dan setelah pulang dari malang di jalan tak sengaja aku bertemu dengannya dan dia membonceng wanita yang berambut panjang, dan sexi. Aku menatap matanya saat itu matanya tetap tajam namun penuh dengan emosi, aku tau dia tak mencintai calon istrinya itu karena aku tak pernah melihatnya berkendara seperti itu ketika bersama dengan orang yang dia sayangi. Tanpa diminta mataku berkaca kaca, merasa bersalah dan kehilangan. Setelah sampai di rumah air mataku tumpah ruah mengingat semua kenangan dan kepedihan yang baru saja aku lihat di jalanan itu.

Aku memutuskan untuk melupakannya walaupun sulit, kini dia telah tinggal di kalimantan begitu jauh denganku, begitu menjaga jarak denganku. Aku mengikhlaskannya untuk kebahagiaannya. Itu kisah terakhirku bersamanya di stadion kanjuruhan, selamat tinggal kekasih terbaikku, maaf jika aku memberi luka yang dalam kepadamu.


*JANGAN PERNAH MENYIA NYIAKAN ORANG YANG MENYAYANGIMU*





Terimakasih buat pembaca yang mau membaca kisahku, semoga anda tidak mengalami kisah pedih sepertiku.

0 komentar:

Posting Komentar