Jakarta
kota metropolitan, kerasnya kehidupan, sarangnya kejahatan, dan
disanalah aku tinggal sekarang. Disanalah aku merasakan kerasnya
hidup ini, betapa sulitnya mencari uang, betapa mahalnya harga sebuah
makanan, dan di tambah lagi barang barang yang menggiurkan untuk di
beli.
Inilah
kisahku selama aku hidup di jakarta, dimulai dari mencari sebuah kost
untuk tinggal, harga kostku 800 ribu perbulan kamar mandi dalam, dan
bebas bawa barang elektronik tanpa tambah ongkos untuk listrik.
Awalnya kost lebih murah karena aku tinggal berdua dengan temanku
satu kamar. Selang beberapa bulan temanku pindah kost di dekat tempat
kerjanya, dan kini tinggallah aku sendirian yang harus menanggung
kost ini.
Lima
Tiga bulan pertama itu semua terasa berat dengan gaji yang pas pas'an
sekitar 1,5 juta. Bisa anda bayangkan 1,5 juta sebulan dikurangi 800
ribu per bulan sisanya sekitar 700 ribu. Karena makan di jakarta 10
ribu paling murah aku rasa, dan waktu itu aku belum membawa magicom
jadilah aku beli bisa dihitung 1 bulan hanya untuk makan sekitar 600
ribu untuk sehari dua kali makan. Belum lagi kalau ingin ngemil, dan
untuk beli kebutuhan yang lain lain.
Terkadang
aku merasa ingin menyerah dengan kerasnya hidup ini, tapi seolah
keluargaku paham akan itu, sehingga mereka selalu mensupport aku. Di
jakarta ini aku hidup sendiri, tanpa keluarga dekat. Beberapa bulan
kemudian gajiku naik menjadi 2 juta, ini masih lumayan cukup gak
cukup di cukup cukupkan. Dan ga tau kenapa gaji 2 juta itu selalu
habis sebelum masuk bulan berikutnya, mungkin aku yang terlalu boros.
Dari situlah aku selalu berusah belajar untuk ga boros, meskipun itu
susah, tapi bukan berarti ga mungkin kan.
Aku
mau memulai dengan menyimpan uang gajian tiap bulan 100 ribu. Aku
berkeinginan untuk buka tabungan haji, karena menurutku antri untuk
naik haji itu panjang, jadi aku putuskan untuk coba mendaftar dari
sekarang. Kadang aku coba coba buat ikut lomba, siapa tau bisa
menang, kan lumayan untuk tambahan ongkos naik haji :D.
Setiap
hari rasanya ridu sekali sama rumah, pengennya bisa pulang tiap
bulan, tapi itu terlalu banyak memakan biaya, dan lagi bisa bisa
cutiku habis buat pulang lagi. Pengen banget bisa nonton arema bareng
temen temen lagi, tapi tiap pulang ga pernah pas main aremanya.
Sekarang kalau pulang hanya sendirian, tak ada lagi teman, tak ada
lagi sahabat, karena mereka semua pada merantau bahkan ada yang sudah
berkeluarga. Hiburanku di rumah yah hanya dengan adikku, keluargaku,
kamarku yang selalu aku kangenkan, dan yang pasti masakan ibuku yang
paling enak yang pernah aku cicipi :D
Kangen
kalo lagi ngunjungin nenekku, kadang ga ikut masuk rumah soalnya aku
tidur di dalem mobil. Sekarang baru terasa kangennya setelah jauh
dari mereka orang orang yang menyayangiku. Untungnya disini aku ga
pernah merasa sesendiri itu, soalnya ada rekan kerja yang selalu
mencoba membantu mengatasi masalah yang aku hadapi, yang kadang juga
berbagi tawa. Solusi247 itu rumah kedua yang paling nyaman setelah
rumah orang tuaku, ketika di kantor itu aku merasakan banyak hal
baru, pelajaran baru, teman baru, petualangan baru, dan banyak lagi
yang baru.
Maksud
hati ingin kuliah, tapi raport belum di ambil, jadi ga tau mau mulai
kuliah kapan. Apalagi pihak sekolah yang mempersulit buat lihat nilai
raport di PDSS aja ga di kasih passwordnya. Seandainya aku bisa
pulang, udah aku ambil dari kemaren kemaren. Sebetulnya aku merasa
salah masuk jurusan, karena sejujurnya aku ingin banget jadi seorang
dokter, tapi aku nyasar ke jurusan TKJ. Tapi sampai saat ini aku
masih mengusahakan supaya apa yang aku cita citakan bisa aku gapai.
Aku tau itu emang ga mudah, tapi aku akan berusaha, meskipun biaya
buat kuliah kedokteran bisa di bilang ga murah juga, tapi aku yakin
allah akan ngasih rejeki untuk hambanya yang sabar.
Harapanku
aku bisa kuliah jurusan kedokteran di UGM, semoga alam semesta
mendukung, dan allah merestui aku agar bisa masuk di UGM. Hanya saja
terkadang aku mikir, kalo aku ketrima di UGM bagaimana biaya kuliah,
sedangkan aku punya dua adik yang masih harus sekolah lagi, dan harus
membeli susu, perjalanan mereka lebih panjang. Karena itu aku harus
mulai belajar berhemat dari sekarang, untuk masa depan yang lebih
cerah. Kadang juga coba coba buat wirausaha, tapi sejauh ini masih ga
laku laku yang aku jual, tapi aku rasa semuanya emang butuh kesabaran
:).
Sekilas
kisahku di ibu kota Jakarta, 19 November 2013
0 komentar:
Posting Komentar